Langkah Tepat Atasi Keracunan Makanan
Si kecil pernah muntah-muntah karena keracunan makanan? Duh… jangan sampai terjadi ya Moms! Pertolongan pertama sudah pasti harus dilakukan dengan tepat agar akibatnya tidak fatal. Lantas seperti apa gejala dan pertolongan patut dilakukan? Pada anak-anak, gejala akan lebih cepat muncul karena kondisi tubuh lebih rentan. Berkisar dua jam setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi akan cepat terlihat.
Gejalanya antara lain:
1. Kram perut
2. Demam
3. Muntah-muntah
4. Sering BAB, kadang bercampur darah, nanah atau lendir
5. Rasa lemas dan mengigil
6. Hilang nafsu makan
Gejala keracunan makanan bisa terlihat berkisar empat sampai 24 jam setelah si kecil terkontaminasi makanan beracun. Gejala ini bisa berlangsung tiga sampai empat hari. Tapi hati-hati! Gejala ini dapat berlangsung lebih lama lagi jika si kecil yang keracunan masih mengonsumsi secara tidak sengaja makanan yang terkontaminasi.
Tindakan Pertama
- Periksa suhu tubuhnya, jika muntah-muntah dan sering BAB.
- Periksa tinjanya, apakah ada lendir atau darah.
- Baringkan si kecil, jangan beri makanan yang harus dikunyah.
- Segera beri pertolongan saat gejala dehidrasi berkembang seperti pusing, kebingungan, muntah-muntah dan BAB. Diare dan muntah adalah salah satu ancaman serius saat keracunan makanan.
- Sebagai gantinya berikan oralit sedikit demi sedikit.
- Jika tidak tersedia oralit, berikan air yang dicampur dengan garam dan gula.
- Minum cairan setiap jam dan jika Anda tidak bisa menanganinya, segera ke dokter.
- Sebaiknya jangan menggunakan obat untuk menghentikan diare, karena ini adalah cara tubuh untuk menghilangkan toksin atau bakteri yang menyebabkan keracunan
- Hindari makanan berlemak dan susu untuk menghindari gejala yang semakin buruk.
- Tetap minum cairan untuk mencegah dehidrasi dan mengganti elektrolit seperti air kelapa, ini sangat membantu akibat banyak kehilangan cairan.
- Hindari minuman mengandung kafein.
- Jika menolak minum cairan apapun, coba berikan melon sambil dihisap-hisap.
Kapan ke dokter?
Ø Jika si kecil masih muntah dan diare sedangkan asupan cairan tidak maksimal.
Ø Bila si kecil masih mau dan bisa minum, namun kondisinya belum menunjukan tanda-tanda yang mengarah lebih baik dalam waktu 12 jam.
Ø Jika dokter tidak bisa segera menanganinya, segera bawa si kecil ke UGD rumah sakit terdekat.
Teliti Pada Makanan Kaleng
Praktis??? Hemmm…biasanya itulah alasan utama yang sering terlontar untuk mengonsumsi makanan kaleng. Tapi tahukah Moms kalau makanan kaleng berisiko timbulkan keracunan yang disebabkan Clostridium botulinum. Bakteri ini sering terdapat pada makanan kaleng yang sudah rusak.
Inilah kerusakan-kerusakan yang perlu diwaspadai pada makanan kaleng:
1. Flat Sour
Permukaan kaleng tetap datar dan tidak rusak sedikit pun, tapi isi di dalam kaleng sudah rusak dan berbau asam yang menusuk. Kerusakan ini disebabkan oleh aktivitas spora bakteri tahan panas yang tidak hancur selama proses sterilisasi.
2. Flipper
Kaleng terlihat normal tanpa kerusakan, tapi bila salah satu ujung kaleng ditekan, maka ujung lainnya akan cembung.
3. Springer
Salah satu ujung kaleng tampak rata dan normal, sedangkan ujung lainnya tampak cembung permanen. Bila bagian yang cembung ini ditekan, maka bagian ujung yang masih rata akan tampak cembung.
4. Swell
Kedua ujung kaleng sudah terlihat cembung akibat adanya bakteri pembentuk gas. Swell (cembung) dibedakan menjadi soft swell yang lunak dan masih bisa ditekan sedikit dengan jari, serta hard swell yang keras dan tidak bisa ditekan ke dalam.
0 komentar:
Posting Komentar